Selasa, 09 Oktober 2012

Kebagusan, Dinamai Dari Seorang Wanita Cantik

Asal nama Kebagusan, Kelurahan di kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan rumornya timbul dari nama seorang wanita cantik, yaitu Nyai Tubagus Latak Lanang alias Nyai Tubagus Ratih Nursiyah atau biasa disebut Ibu Bagus. Dari cerita beberapa sesepuh di Kebagusan, Ibu Bagus adalah puteri Kesultanan Banten yang begitu kesohor. Saking cantiknya, banyak pria yang mati-matian memperebutkannya. Kecantikannya pula yang membuat hidup Ibu Bagus berakhir tragis. Makam Ibu Bagus terletak di Jalan Kebagusan II RT 001/07. Di nisan batu itu terukir nama “Nyai Tubagus Ratih Nursiyah.” Makam ini terjepit sejumlah rumah mewah. Kediaman Megawati Soekarno Putri, Presiden RI ke-5, hanya sepelemparan batu dari sini. Berkarpet rerumputan hijau yang tercukur rapi, area makam seluas 3×7 meter ini dibatasi dinding bercat putih setinggi hampir satu meter. Sebuah pohon kamboja dan sejumlah tanaman penuh dedaunan pun tumbuh subur di sekeliling nisan yang dipugar 11 Oktober 1999. Dalam perkembangannya, makam Ibu Bagus dianggap membawa keberuntungan bagi para peziarah yang memujanya. Ada berbagai cerita turun temurun soal Ibu Bagus yang berkembang di Kebagusan. Pertama, cerita Ibu Bagus meninggal lantaran dibunuh pria pujaannya karena takut pujaannya jatuh ke tangan lelaki lain. Beberapa sesepuh Kebagusan ada yang menyakini cerita Ibu Bagus meninggal karena bunuh diri. Ibu Bagus bunuh diri karena ingin menyelamatkan setiap laki-laki yang saling membunuh karena ingin memperebutkannya. Di tengah kisah yang kian sulit dibuktikan kebenarannya, makam Ibu Bagus berhasil memikat hati warga Kebagusan. Niat sejumlah pihak menggusur makam itu ke tempat pemakaman umum (TPU) selalu ditentang warga. Kebagusan mempunyai sejarah yang cukup tua seiring dengan masuknya zaman para Wali Songo datang ke tanah Jawa dan tidak terlepas dari rangkaian sejarah masuknya Islam ke tanah Jawa saat itu. Daerah Kebagusan dahulunya adalah hutan jati yang cukup lebat, meliputi kawasan Kebun Binatang hingga Pejaten dan daerah Cilandak serta Jagakarsa sekarang. Sumber: http://www.beritabatavia.com